Rabu, 14 Juli 2010

Peran Media Massa

A. Pengertian Komunikasi Pembangunan

Pengertian komunikasi pembangunan yang dikemukakan oleh beberapa sumber, antara lain:

· Suatu cabang teori atau praktek komunikasi yang mempunyai kaitan dengan penerapan pengertian yang mendalam dari teori komunikasi untuk menunjuk permasalahan pengembangan dan modernisasi. Tujuannya yaitu menemukan strategi untuk mengerahkan orang-orang dan sebagai konsekwensi sumber daya, untuk tujuan pengembangan (The Free Encyclopedia. Development communication. http://en.wikipedia.org/wiki/Development_communication).

· Proses penyebaran pesan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada khalayak guna mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya dalam rangka meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah, yang dalam keselarasannya dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat (Onong Uchjana Effendy)

· Suatu wilayah yang luas untuk menemukan pendekatan dari seseorang kepada khalayak dari berbagai ideologi dengan pendekatan metodologis, dengan menggarisbawahi pentingnya penekanan interaktif dan proses partisipasi untuk perluasan informasi dari masyarakat yang sedang berproses (Guy Bassette dalam Development communication. http://web.idrc.ca)

· Komunikasi yang berdampak langsung pada hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan untuk mencapai tujuan-tujuan dalam pembangunan itu (http://www.commit.com/interac.html)

· Usaha-usaha terorganisir menggunakan proses komunikasi dan media untuk membawa kemajuan sosial dan ekonomi, umumnya di negara-negara berkembang (http//:www.museum.tv/archives).

Berdasarkan pandangan dan kenyataan yang berkembang, dapat dirangkum dalam dua perspektif pengertian:

Dalam arti luas

Melibatkan masalah yang luas: komunikasi politik, komunikasi sosial-budaya, dan kebijakan komunikasi. Komunikasi pembangunan dalam arti luas meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik di antara masyarakat dan pemerintah, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan.

Dalam arti sempit

Dalam arti sempit pengertian komunikasi pembangunan adalah segala upaya, cara dan teknik penyampaian gagasan dan keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan kepada masyarakat yang menjadi sasaran, agar dapat memahami, menerima dan berpartisipasi dalam pembangunan.

Menurut Academy Educational Development, komunikasi pembangunan selama ini selalu bersifat elektrik atau merupakan kumpulan dari berbagai disiplin ilmu: desain instruksional, jurnalisme, periklanan, pemasaran, teknik, psikologi bahavioral, antropologi, teater dan seni visual untuk memproduksi program komunikasi.

Tiga aspek komunikasi dan pembangunan yang saling berkaitan:

1) Pendekatan yang berfokus pada pembangunan suatu bangsa, dan bagaimana media massa dapat menyumbang dalam upaya tersebut. Di sini politik dan fungsi-fungsi media massa dalam pengertian yang umum merupakan objek studi, sekaligus masalah yang menyangkut struktur organisasional dan kepemilikan, serta kontrol terhadap media. Untuk studi ini digunakan istilah kebijakan komunikasi dan merupakan pendekatan yang paling luas dan bersifat umum.

2) Pendekatan yang lebih spesifik memahami peranan media massa dalam pembangunan nasional. Menurut pendekatan ini, media massa sebagai pendidik atau guru, dan idenya adalah bagaimana media massa dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan kepada masyarakat berbagai keterampilan, dan dalam kondisi tertentu memengaruhi sikap mental dan perilaku mereka. Persoalan utama pendekatan ini, bagaimana media dapat dipakai secara efisien untuk mengajarkan pengetahuan tertentu bagi masyarakat suatu bangsa.

3) Pendekatan yang berorintasi pada perubahan yang terjadi pada suatu komunitas lokal atau desa. Pendekatan ini berkonsentrasi pada bagaimana aktivitas komunikasi dapat dipakai dalam menyebarkan ide-ide, produk dan cara-cara baru di suatu desa atau wilayah.

Pembangunan pada dasarnya minimal melibatkan tiga komponen:

1) Komunikator : aparat pemerintah atau masyarakat

2) Pesan pembangunan: Program-program pembangunan

3) Komunikan : masyarakat luas yang menjadi sasaran (desa/kota)

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi pembangunan merupakan suatu strategi yang menekankan pada perlunya sosialisasi pembangunan kepada para pelaku pembangunan berupa penyebaran pesan oleh seseorang atau sekelompok kepada khalayak guna mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya dalam rangka meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah untuk mencapai tujuan pembangunan yang manfaatnya dapat dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat.

B. Sistem Komunikasi Pembangunan

Dalam proses komunikasi pembangunan maka fungsi komunikasi adalah sebagai salah satu di antara sub sistem dalam sistem pengelolaan perubahan (Change Management System), yaitu:
§Sub system organisasi(organizationalsubsystem);

§Subsitem komunikasi(communicationsubsystem);

§ Sub system tujuan perubahan(changetargetsubsystem).

Mekanismenya : organisasi sebagai bentuk ikatan dan subsistem merupakan input yang penting, komunikasi sebagai pengolah (processor)nya dan change target sub system sebagai outputnya. Bagaimana output sangat ditentukan oleh komunikasi sebagai prossercornya.
Setiap komunikasi pembangunan menginginkan adanya perubahan nilai ataupun penggunaan suatu nilai lama untuk tujuan yang baru. Perubahan dalam nilai maupun dalam tujuan dengan sendirinya akan menginginkan perubahan sikap (attitude change) dari setiap anggota masyarakat. Salah atu syarat yang terpenting dari komunikasi pembangunan adalah bahwa motivasi penduduk harus diketahui untuk dimanfaatkan dan dikaitkan dengan idea pembangunan. Berdasarkan motivasi tersebut akan menentukan sikap yaitu predisposisi seseorang untuk menilai suatu lambang atau objek ataupun aspek hidupnya dalam nilai yang menguntungkan atau pun merugikan. Apabila penilaian ini diadakan secara tersusun maka akan terbentuklah sistem nilai. Melalui komunikasi sosial maka komunikator akan cepat mengetahui apa yang merupakan motivasi pokok dari komunikan(baikperseoranganmaupunkelompok).

Sesuai dengan motivasinya maka manusia akan membentuk sikapnya terhadap idea pembangunan pula dan memberi atau pun menolak pemberian partisipasinya. Pembentukan sikap merupakan hasil dari pengalaman, maka proses penerimaan sikap yang baru terjadi melalui proses belajar, yaitu mengadakan penyesuaian individu terhadap kelompok ataupun setelah melalui proses balajar memahami dalam jangka waktu yangpanjang.

Komunikasi Pembangunan merupakan suatu kegiatan atau suatu proses yang menginginkan perubahan besar-besaran dalam sikap, mental dan tingkah laku manusia. Perubahan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik berikut :
§Teknik persuasi (persuasion technique)

§Teknik pengadaan situasi sedemikian rupa sehingga orang terpaksa secara tidak langsung mengubahsikapnya (compulsion technique)

§ Teknik dengan mengulang apa yang diharapkan akan masuk dalam bidang bawah sadar seseorang sehingga ia mengubah sikap diri sesuai dengan apa yang diulang (pervasion technique)
memaksa secara langsung pengadaan perubahan sikap, dengan dengan hukuman fisik ataupunmateri (coercion technique).

perubahan-perubahan dalam pembangunan menimbulkan impact communication pembangunan.Untuk mengubah mental, sikap atau pun tingkah laku seseorang tidaklah mudah. Apabila hanya dititikberatkan pada unsur teknis komunikasinya saja dan kurang memperhatikan faktor paling penting dan menentukan (yaitu manusianya itu sendiri) maka banyak kemungkinan tujuan komunikasi pembangunan akan gagal. Tetapi sebaliknya apabila kurang memperhatikan segi-segi teknis komunikasinya saja, maka komunikasi pembangunan ada kemungkinan akan gagal juga. Maka semuanya itu tergantung pada situasiyangdihadapi.

Komunikasi Pembangunan harus didahului oleh pengadaan suatu favourable mental climate ataupun predisposisi, kesediaan untuk menerima message komunikasi pembangunan itu sendiri. Komunikasi Pembangunan bertujuan atau akan mengakibatkan perubahan sosial besar-besaran. Hal ini berarti modernisasi atau kemajuan, tetapi masyarakat tidak akan menerima atau mau berpartisipasi apabila inti isi message tadi tidak dipahami, tidak dirasakan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhannya, sehingga tidak akan sampaikepadatarafmotivasi.

Sistem Komunikasi Pembangunan harus melihat pula, bahwa pada umumnya di setiap negara berkembang, disamping ada komunikasi massa yang modern, masih juga terdapat suatu sistem komunikasi tradisional. Untuk itulah komunikasi pembangunan harus memperhitungkan adanya “firs-step flow” dan “second-step flow” dalam proses komunikasinya tersebut. Dalam hal ini arti pentingnya para informal leaders ataupun para opinionleaders.

Komunikasi Pembangunan juga adalah suatu proses pendidikan dalam arti luas, dalam arti pembangunan modern yang mengusahakan agar didapat suatu pendidikan dan kehidupan yang berbeda dari anak didiknya dengan orang tuanya. Komunikasi pembangunan adalah juga komunikasi perubahan, yang menghendaki perubahan dalam kebudayannya.Setiap pendidikan kearah perubahan sikap dan mental tidak dapat melepaskan diri dari lingkungan kebudayaannya.

Komunikasi Pembangunan untuk mengadakan perubahan masyarakat tidak dapat dijalankan dengan seragam, melainkan harus melihat masyarakat sebagai kesatuan komunitas yang heterogen dan harus diadakan pendekatan ekosistem dengan berbagai pendekatan multidisipliner yang dapat menunjang bagian-bagian yang “action-oriented” dan“goal-directed”.

Inti dari komunikasi pembangunan adalah “planning in advance”, memperhitungkan bahwa setiap tahap perkembangan (sebagai akibat perubahan) akan mengakibatkan arus komunikasi dan informasi yang lain, dengan akibat bahwa perencanaan sudah harus siap dengan kegiatan komunikasi sesuai dengan yang dibutuhkan oleh situasi yang baru. Perencanaan dalam komunikasi pembangunan tidak cukup hanya satu kegiatan komunikasi untuk satu tahap/rencana.Setiap tahap harus merupakan suatu rencana perhitungan dalam “longterm project”, sehingga komunikasi pembangunan berarti juga Perencanaan dalam komunikasi.

Menurut Daniel Lernerbahwa : “komunikasi untuk pembangunan termasuk bentuk komunikasi yang tersukar apalagi bila pembangunan harus dilakukan melalui proses demokrasi“.
Untuk menjawab pernyataan Lerner tersebut maka harus mengoptimalkan media massa :seberapa jauhkah media massa (demi pemenuhan hak eksistensinya) dalam suatu masyarakat berkembang, bagaimana media massa menjalankan fungsinya dalam komunikasipembangunan.

C. Peranan Media Massa

Peranan media massa dalam setiap masyarakat membangun dirasakan semakin meningkat, terutama dalam pengaruhnya terhadap unsur-unsur yang dapat menyebar idea pembangunan lebih lanjut. Menurut Harold D. Lasswell dalam buku Communication Research ang Public Policy menyebutkan bahwa media massa makin bertambah pengaruh dan kekuasaanya dan bersama pemerintah mengadakan “shaping and sharing of power” pada tahap “surveillance”dan“interpretation”dengan sub tahap sebagai berikut:

§policy processes and planning, tahap yang sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap dan sistem nilai baru. Tahap ini adalah tahap pengumpulan dan penyebaran intelegensi kepada pemerintahmaupunpejabatdanpetugasnya.

§prescribing phase, tahap pernyataan dengan cara bagaimana (dan norma-norma apa) ideapembangunandapatdisebar-luaskandandihayatimasyarakat.

§involving phase, tahap pemberian informasi kepada pelaksana/pejabat tentang bagaimana pelaksanaan sesungguhnya dalam usaha memperoleh partisipasi masyarakat.
§application phase, tahap bagaimana penerimaan selanjutnya oleh masyarakat : apakah hanya dalam tahap percobaan/permulaan ataukah idea dan cara baru dilaksanakan selanjutnyajugasehingga tujuanpembangunantercapai.

§terminating function, dalam kegiatan tentang pelaksanaan sebenarnya dari idea pembangunan diadakan penilaian kembali oleh mass media dengan menyarankan apa yang sebaiknya diperbaiki, ditiadakan ataupun dirubah pelaksanaannya, dan lain-lain.
§appraisal phase, mengadakan penilaian terakhir/total terhadap hasil pembagian sebagaikeseluruhanatasmasyarakatseluruhnya.

Dari pernyataan Lasswell dan Lerner tersebut maka fungsi dari media massa dalam komunikasi pembangunan menginginkan pengetahuan, ketelitian, kesabaran, dan keahlian yang luas. Kebiasaan media “dikejar waktu” (newsvalue) dalam tugas komunikasi pembangunan harus direm, karena yang menjadi masalah bukan siapa yang pertama memberitakan sesuatu tetapi bagaimana sesuatu itu diberitakan dan bagaimana pengaruhnya.

Untuk hal ini maka diperlukan penganalisaan dan penelitian media massa sesuai dengan analisa fungsi sebagai berikut:

§AnalisaMedia(MediaAnalysis):Apakahakibatdari bentuk/kegiatan komunikasi terhadap individu/sub-kelompok kepada siapa pesan ditujuakan, mengingat bahwa masyarakat luas adalah :

(1) heterogen;

(2) anonim.

Bagaimanakah pesan disebar-luaskan melalui lembaga dan organisasi yang kompleks dan mahal.

§Fungsi Sosial Media (Media’s Social Function): apakah media dengan penyebaran pesan memenuhi kebutuhan individu dan kelompok komunikannya.

§AnalisaLembaga(InstitutionalAnalysis):bagaimanakah organisasi media dalam melaksanakan tugasnya.

§AnalisaKegiatanDasarKomunikasi(BasicCommunicationActivities): Bagaimanakah cara suatu lembaga pengumpul dan penyebar informasi mengumpulkan dan menyebarkan informasinya (=surveillance). Bagaimanakah lembaga demikian mengadakan interpretasi terhadap informasi tersebut (=correlation). Bagaimanakah teknik penyebaran informasi dilakukan (=transmission).

Menurut Dexter dan White bahwa setiap kegiatan komunikasi oleh media massa mempunyai fungsi dalam masyarakatnya (halmana ditentukan oleh tahap perkembangan masyarakat) dengan penyebaran suatu informasi, yaitu:

§ Memberitahukan terlebih dahulu akan suatu ancaman/bahaya (warning)

§ Merupakan alat dalam kemajuan dan memajukan masyarakatnya(instrumental)

§ Merupakan alat yang harus membantu masyarakatnya dalam memajukan kebudayannya (cultural)

Banyaknya penafsiran tentang peranan komunikasi dalam pembangunan, mendorong Hedebro (1979: Communication and social change in developing nation. Ekonomiska-Institute. Stockholm) dalam Nasution (2004) menyusun peran yang bisa dilakukan komunikasi dalam pembangunan, yakni:

· Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan membujukkan nilai-nilai, sikap, mental, dan bentuk perilaku yang menunjang modernisasi.

· Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan baru, baca tulis, hingga lingkungan.

· Media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber-sumber daya pengetahuan.

· Media massa dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman yang seolah-olah dialami sendiri sehingga mengurangi biaya psikis dan ekonomis untuk menciptakan kepribadian yang mobile.

· Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan perangsang untuk bertindak nyata.

· Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan norma-norma baru dan keharmonisan dari masa transisi.

· Komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk berpartisipasi membuat keputusan dalam masyarakat.

· Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan pada masyarakat tradisional dengan pengetahuan massa. Mereka yang memperoleh informasi akan menjadi orang yang berarti, dan para pemimpin tradisional akan tertantang oleh kenyataan bahwa ada orang-orang lain yang juga mempunyai kelebihan dalam hal memiliki informasi.

· Komunikasi dapat menciptakan rasa kebangsaan sebagai sesuatu yang mengatasi kesetiaan-kesetiaan lokal.

· Komunikasi dapat membantu mayoritas populasi menyadari pentingnya arti mereka sebagai warga negara, sehingga membantu meningkatkan aktivitas politik.

· Komunikasi memudahkan perencanaan dan implementasi program-program pembangunan yang berkaitan dengan kebutuhan penduduk.

· Komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi, sosial, dan politik menjadi proses yang berlangsung sendiri.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam konteks ini komunikasi pembangunan dilihat sebagai rangkaian usaha mengomunikasikan pembangunan kepada masyarakat, agar mereka ikut serta dalam memperoleh manfaat dari kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu bangsa. Usaha tersebut mencakup studi, analisis, promosi, evaluasi, dan teknologi komunikasi untuk seluruh sektor pembangunan. Pengertian ini tercermin dalam sejumlah kegiatan sistematis yang dilakukan oleh berbagai badan, dan lembaga yang bersifat lokal, nasional maupun internasional dalam menyebarkan gagasan pembangunan kepada khalayak ramai.

komunikasi pembangunan menganut prinsip-prinsip modernisasi dalam pembangunan, dengan tidak lagi memposisikan pemerintah lebih tinggi daripada rakyat yang hanya membentuk pola komunikasi top down. Karena di negara yang menganut sistem politik terbuka, sebagaimana yang menjadi tuntutan dan cita-cita era reformasi ini idealnya memandang rakyat dalam posisi setara. Pola komunikasi yang relevan adalah bottom up dan horizontal. Dengan pola tersebut maka proses pembangunan sejak perencanaan dapat dilakukan secara bersama dengan melibatkan semua pihak baik obyek, pelaku, maupun fasilitator. Karena dengan adanya komunikasi yang baik maka perbedaan latar belakang dan kepentingan tidak lagi menjadi penghambat pembangunan.

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Onong Uchjana. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya.

http//:www.museum.tv/archives

http://www.commit.com/interac.html

http://web.idrc.ca

http://en.wikipedia.org/wiki/Development_communication

http://susilo.adi.setyawan.student.fkip.uns.ac.id

http://wisnumartha14.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar