Rabu, 14 Juli 2010

kepribadian wirausaha

BAB II

KEPRIBADIAN WIRAUSAHA

Keberhasilan dalam bisnis selain dipengaruhi oleh lingkungan luar, keutamaan untuk mampu melihat dengan jelas karater pribadi sebagai seorang entrepreneur akan turut melancarkan usaha untuk menjadi sukses. Karena bisa jadi karakter entrepreneur yang tidak mendapat perlakuan yang tepat akan mengakibatkan keceriaan dalam menjalankan bisnis menjadi sirna, kebosanan cepat menyergap, jadinya bisnis hanya berjalan sesaat, atau asal-asalan. Asal ada kesempatan diadakan, namun tidak harus dikembangkan untuk menjadi lebih besar.

Untuk itu ada beberapa tipe kepribadian wirausaha yang perlu kita ketahui. Kita termasuk dalam tipe yang mana? Kita perlu mengetahui hal ini agar kita bisa tahu apa yang kita butuhkan untuk sukses. Apakah kita memiliki tipe yang sama dengan Bill Gates yang visioner atau improver seperti Anita Roddick, pendiri Body Shop?

A. 9 Tipe Kepribadian Wirausaha :

1. The Improver.

Kita memiliki kepribadian ini jika kita menjalankan bisnis dengan menonjolkan gaya improver alias ingin selalu memperbaiki. Kita menggunakan perusahaan yang kita miliki untuk memperbaiki dunia. Improver memiliki kemampuan yang kokoh dalam menjalankan wirausaha. Mereka juga memiliki intergritas dan etika yang tinggi.

Personality Alert: Waspadai sifat kita yang cenderung menjadi perfeksionis dan terlalu kritis terhadap karyawan dan pelanggan.

Contoh Entrepreneur: Anita Roddick, pendiri The Body Shop.

2. The Advisor.

Tipe kepribadian wirausaha seperti ini bersedia memberikan bantuan dan saran tingkat tinggi bagi para pelanggannya. Motto dari advisor ini yaitu pelanggan adalah benar dan kita harus melakukan apa saja untuk menyenangkan mereka.

Personality Alert: Seorang advisor bisa jadi terlalu fokus pada kebutuhan bisnis mereka dan pelanggan, sehingga cenderung mengabaikan kebutuhan mereka sendiri dan bisa-bisa malah cape hati sendiri.

Contoh Entrepreneur: John W. Nordstrom, pendiri Nordstorm.

3. The Superstar.

Inilah wirausaha yang pusatnya dikelilingi oleh karisma dan energi tinggi dari Sang CEO Superstar. Wirausaha dengan kepribadian seperti ini bisaanya membangun usaha mereka dengan personal brand mereka sendiri.

Personality Alert: Wirausaha dengan tipe ini bisa menjadi terlalu kompetitif dan workaholics.

Contoh Entrepreneur: Donald Trump, CEO Trump Hotels & Casino Resorts.

4. The Artist.

Kepribadian wirausaha seperti ini bisaanya senang menyendiri tapi memiliki kreativitas yang tinggi. Mereka bisaanya sering kali ditemukan di bisnis yang membutuhkan kreativitas seperti ada perusahaan periklanan, web design, dll.

Personality Alert: Wirausaha tipe ini bisa jadi terlalu sensitif terhadap respon pelanggan kita, walaupun kritik dari mereka bersifat membangun.

Contoh Entrepreneur: Scott Adams, pendiri dan penggagas Dilbert.

5. The Visionary.

Sebuah usaha yang dibangun oleh seorang visioner bisaanya berdasarkan visi masa depan dan pemikiran pendirinya. Anda memiliki keingintahuan yang tinggi untuk mengerti dunia di sekeliling Anda dan akan membuat rencana untuk menghindari segala macam rintangan.

Personality Alert: Seorang visioner bisa jadi terlalu fokus pada mimpi mereka dan kurang berpijak pada realitas. Dan jangan lupa, menyertai visi kita dengan melakukan tindakan nyata.

Contoh Entrepreneur: Bill Gates, pendiri MicroSoft Inc.

6. The Analyst.

Jika kita menjalankan bisnis sebagai seorang analis, perusahaan kita bisaanya memfokuskan pada penyelesaian masalah dalam suatu cara sistematis. Seringkali berbasis pada ilmu pengetahuan, keahlian teknis atau komputer, seorang analis perusahaan bisaanya hebat dalam memecahkan masalah.
Personality Alert: Hati-hati dengan kelumpuhan analisa. Bekerjalah dengan mempercayai orang lain.

Contoh Entrepreneur: Gordon Moore, pendiri Intel.

7. The Fireball.

Sebuah usaha yang dimiliki oleh si Bola Api ini biasanya dioperasikan dengan penuh hidup, energi dan optimisme. Pelanggan merasa perusahaan kita dijalankan dengan tingkah laku yang menyenangkan.

Personality Alert: Kita bisa jadi berkomitmen yang berlebihan terhadap tim kita dan bertingkah laku terlalu impulsif. Seimbangkan keimpulsivan kita dengan rencana bisnis.

Contoh Entrepreneur: Malcolm Forbes, penerbit dan pendiri Forbes Magazine.

8. The Hero.

Kita memiliki kemauan dan kemampuan yang luar bisaa dalam memimpin dunia dan bisnis kita melalui segala macam tantangan. Kita adalah inti dari kewirausahaaan dan bisa mengumpulkan banyak perusahaan besar.

Personality Alert: Terlalu mengumbar janji dan menggunakan taktik kekuatan penuh untuk mendapatkan sesuatu dengan cara kita tidak akan berhasil dalam jangka waktu panjang. Untuk menjadi sukses, percayailah keterampilan kepemimpinan kita untuk menolong orang lain menemukan jalan mereka.

Contoh Entrepreneur: Jack Welch, CEO GE.

9. The Healer.

Jika kita adalah seorang 'penyembuh', kita bersifat pengasuh dan penjaga keharmonisan dalam usaha kita. Kita memiliki kemampuan bertahan yang luar bisaa dan keteguhan disertai dengan ketenangan dari dalam.

Personality Alert: Karena sifat perhatian kita dan kepenyembuhan kita dalam menjalankan usaha, Kita bisa jadi menghindari realitas di luar sana dan selalu terlalu berharap. Gunakan skenario perencanaan untuk persiapan datangnya masalah.

Contoh Entrepreneur: Ben Cohen, salah satu pendiri Ben & Jerry's Ice Cream.

Nah, dengan mengetahui 9 tipe kepribadian dalam menjalankan sebuah usaha, kita bisa lebih terarah dalam membangun bisnis . Tapi yang tak kalah pentingnya adalah pengetahuan mengenai seluk beluk bisnis itu sendiri, termasuk bagaimana cara memasarkannya.

BAB III

WIRAUSAHA BERORIENTASI KE MASA DEPAN

Seorang wirausaha haruslah perspektif, mempunyai visi ke depan, apa yng hendak ia lakukan, apa yang ingin ia capai seba sebuah usaha bukan didiriokan untuk sementara, tetapi untuk selamanya. Untuk menghadapi pandangan jauh ke depan, seorang wirausaha harus menyusun perencanaan dan strategi yang matang agar jelas langkah-langkah yang akan dilaksanakan. Adapun ciri yang merupakan identitas yang melekat pada diri seorang wirausaha yaitu :

  1. Kepemimpinan : ini adalah faktor kunci bagi seorang wirausaha dengan keunggulan di bidang kepemimpinan, maka seorang wirausaha akan sangat memperhatikan orientasi pada sasaran, hubungan kerja atau personal dan efektivitas.
  2. Inovasi : seorang wirausahawan, sebagai inovator harus merasakan gerakan ekonomi di masyarakat. Persoalan-persoalan yang muncul dari gerakan ekonomi tersebut selalu di antisipasinya dengan penggunaan inovasi.
  3. Cara pengambilan keputusan : seorang wirausahawan adalah mereka yang cenderung di dominasi oleh otak kanan, yaitu yang berfungsi melakukan pemikiran kretif tanpa di dahului suatu argumentasi. Itulah yang mendorong bekerjanya intuisi dan inisiatif seorang wirausaha yang seakan akan memiliki indra ke enam.
  4. Sikap tanggap terhadap perubahan : setiap perubahan oleh seorang wirausahawan dianggap mengandung peluang yang merupakan masukan dan rujukan terhadap pengambilan keputusan.
  5. Bekerja ekonomis dan efisien : seorang wirausahawan bekerja keras, ekonomis dan efisien, guna mencapai hasil maksimal dengan gaya yang smart (cerdas, pintar dan bijak).
  6. Visi masa depan : visi pada hakekatnya merupakan pencerminan komitmen, kompetensi dan konsistensi.
  7. Sikap terhadap resiko : seorang wirausahawan adalah penentu resiko dan bukan sebagai penanggung resiko. Dalam hal ini penerapan inovasi merupakan usaha yang kreatif untuk memperkecil kemungkinan terjadinya resiko.

BAB IV

KEPEMIMPINAN

Ada suatu keunggulan wirausaha yang sukses dibandingkan dengan wirausaha yang gagal atau bangkrut yaitu terletak pada dinamika dan efektivitas kepemipinan. Kegagaln itu bisaanaya disebabkan oleh pemimpinnya. Mereka tidak mampu memimpin karyawan, tidak bisa bekerja sama dengan orang lain atau mereka tidak bisa menguasai, mengendalikan diri sendiri. Berbagai kekeliruan terjadi dibawah kepemimpinannya. Misalnya, kurang disiplin, karyawan tidak bisa dimotivasi untuk bekerja lebih baik, kurang disiplin, demikian pula dengan relasi perusahaan tidak terjalin dengan baik dan juga perilaku pemimpin sendiri yang tidak bisa menjadi contoh.

Seorang wirausaha yang baik adalah seorang pemimpin dalam bisnis, haruslah orang yang dapat menguasai dan mengembangkan diri sendiri maupun karyawannya.

A. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan wirausaha adalah bahwa dia mem­bangkitkan yang terbaik dari setiap individu, tim dan organisasi. Ingat bahwa Kepemimpinan Wirausaha adalah: menanamkan keyakinan untuk berpikir, berperilaku dan bertindak dengan cara wirausaha dengan pemikir­an menyadari sepenuhnya tujuan yang sesungguhnya dan organisasi demi pertumbuhan yang menguntungkan bagi semua stakeholders yang terlibat.

Kepemimpinan adalah kumpulan (agregasi) kualitas-kualitas intelektual, pengertian tentang ekologi kemanusiaan serta ciri-ciri moral yang memungkinkan seseorang untuk membangkitkan motivasi orang lain guna melaksanakan tugas yang ditentukan.

B. Fungsi-fungsi Kepemimpinan

Fungsi- fungsi kepemimpinan yaitu:

  1. Mengatasi perubahan
  2. Memobilitasi orang-orang
  3. Membangkitkan motivasi dan membangkitkan semangat orang lain
  4. Menghasilkan perubahan
  5. Menciptakan ‘vision’ dan Strategi

Lingkungan organisasi dewasa ini tampaknya menuntut kapasitas yang lebih besar untuk mengadakan perubahan dan penyesuaian. Untuk itu orgainasi maupun perusahaan-perusahaan masa kini lebih banyak menuntut kepemimpinan.

C. Bentuk Kepemimpinan

Beberapa ahli dalam perencanaan strategic membedakan dua bnetuk kepemimpinan yaitu:

  1. Transformational Leadership: cirinya lebih dekat pada ciri tugas baru kepemimpinan dan mempunyai karakteristik sebagai berikut:

· Sebagai perintis perubahan (change agent)

· Berani dan bersifat blak-blakan

· Percaya pada anggota

· Bertumpu pada nilai tertentu

· Belajar seumur hidup

· Dapat mengelaborasi vision

  1. Transactional Leadership: cirinya lebih dekat pada ciri manajemen.

Deming berpendapat bahwa pemimpin yang berhasil tidak hanya bertumpu pada kekuasaan formal untuk mempengaruhi orang-orang. Menurut pendapatnya pemimpin yang berhasil, mengolah pengetahuannya melalui pembelajaran kontinyu. Seorang pemimpin yang berhasil juga menyempurnakan hubungan-hubungan antar manusia dan mempraktekan method untuk bekerja sama dengan orang lain. Walaupun deming tidak condong untuk hanya bertumpu pada kekuasaan formal untuk mempengaruhi orang lain, namun ia mengakui bahwa pimpinan formal memiliki peranan moral yang penting untuk menyempurnakan organisasi maupun perusahaannya.

BAB V

MOTIVASI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

Produktivitas suatu pekerjaan sangat tergantung kepada kemauan para pekerja untuk bekerja lebih giat. Agar bekerja lebih giat melakukan pekerjaan, maka mereka perlu diberi motivasi dengan berbagai cara. Pada umumnya tingkah laku manusia dilakukan secara sadar, artinya selalu didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu. Disinilah letaknya peran penting dari motivasi.

A.Pengertian Motivasi

Motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan, dorongan atau impuls. Motivasi seseorang tergantung kepada kekuatan motifnya. Motif dengan kekuatan yang sangat besarlah yang akan menentukan perilaku seseorang. Motif yang kuat ini seringkali berkurang apabila telah mencapai kepuasan ataupun karena menemui kegagalan.

Jadi kekuatan motif ini dapat berubah karena:

  1. Terpuaskannya kebutuhan. Bila kebutuhan telah terpuaskan maka motif akan berkurang dan beralih kepada kebutuhan lain dan seterusnya.
  2. Karena adanya hambatan, maka orang mencoba mengalihkan motifnya kearah lain.

B. Pengertian Produktivitas

Produktivitas ialah menyangkut perbandingan hasil yang diperoleh dengan sumber-sumber ekonomi yang digunakan. Baik dari segi kuantitas maupun kualitas produk yang dihasilkan yang harus juga dipakai sebagai pertimbangan mengukur tingkat produktivitas.

Dalam menentukan produktivitas tidak hanya dilihat dari factor kuantitas saja, tetapi juga faktor kualitasnya. Produktivitas dapat diukur melalui tiga tingkatan, yaitu: individu, kelompok dan organisasi.

Formula untuk mencari indeks produktivitas sebagai berikut:

Produktivitas = Hasil yang diperoleh

Input yang dikeluarkan

= Performans yang dicapai

Sumber-sumber yang dikorbankan

= Efektivitas

Efisiensi

  1. Motivasi Meningkatkan Produktivitas Usaha

Untuk meningkatkan produktivitas pada perusahaan itu tidaklah mudah. Selain SDM_ nya yang harus berkuantitas tetapi juga pepimpin perusahaan itu sendiri yang harus pandai meningkatkan kinerja para karyawannya itu sendiri.

Motivasi merupakan cara yang paling ampuh untuk meningkatkan produktivitas usaha. Selain perusahaan maju para karyawannya pun akan merasa dibutuhkan dan berperan penting dalam memajukan perusahaan. Serta satu sama lain merasa saling menguntungkan.

Teori motivasi yang sangat popular ialah teori Hirarki Kebutuhan Maslow. Yaitu yang diurut dari bawah keatas:

  • Kebutuhan phisiologis, yaitu kebutuhan makan, minum, istirahat dan tidur demi kelestarian tubuh jasmani
  • Kebutuhan keselamatan dan keamanan, yaitu kebutuhan-kebutuhan akan jiwa, barang, kekayaan, pekerjaan, jabatan dan segala miliknya.
  • Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan orang lain, turut serta, memiliki dan dimiliki oleh orang lain, menjadi anggota kelompok sosial, diterima oleh orang lain, manyayangi dan disayangi oleh orang lain
  • Kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan untuk dikatakan baik, unggul, hebat, berprestasi, melebihi orang lain, diakui, berharga, dipuji dan lainnya.
  • Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan-kebutuhan untuk merealisasi dan mengembangakan bakat dan potensinya yang dianggap paling baik oleh dirinya.

Teori ini yang seharusnya dipakai dan diperhatikan bagi para wirausahawan di Negara kita. Agar kinerja karyawan dan perusahaan terjamin. Sehingga karyawan pun akan lebih giat untuk bekerja, karena selain diperhatikan, kebutuhan mereka pun bisa terpenuhi. Sehingga hubungan antara atasan dan bawahan akan terjalin harmonis dan merasa saling diuntungkan.

Sebenarnya untuk memotivasi karyawan menurut saya tidak usah mengikuti teori maslow pun bisa, asalkan pemimpinnya harus pandai-pandailah mengambil hati karyawan jangan sampai karyawan itu dianggapnya sebagai budak, bawahan atau misalnya pembantu. Justru antara pemimpin dan karyawan itu harus terjalin dengan kekeluargaan ( tidak ada sekat). Meskipun begitu tetap pada jalurnya seorang bawahan harus menghormati atasan begitu pun sebaliknya atasan juga harus menghormati bawahan dan menghormati apa yang sudah mereka kerjakan. Seberapapun/sebagaimanapun hasilnya tetap saja karyawan harus merasa hasil kerjanya dihormati dan dihargai. Sehingga mereka mengerjakan tugasnya dengan senang hati tidak dengan terpaksa.

BAB VI

PENUTUP

  1. Kesimpulan

Wirausaha selain dapat memperkecil jumlah pengangguran dan mengangkat perekonomian Negara juga dapat menjadikan masyarakat di negara tersebut menjadi pribadi yang mandiri dan kreatif guna menghadapi persaingan global.

Namun untuk menjadi seorang wirausaha diperlukan sifat kepemimpinan, inovasi, pandangan ke depan dan berbagai sifat lain yang harus ditanamkan pada masyarakat yang ingin berwirausaha. Sebagai wirausahawan yang akan mempekerjakan orang lain kita juga harus mampu memberikan motivasi kepada orang lain khususnya karyawan kita timbulnya semagat kerja untuk memajukan usaha yang kita bangun. Karena seorang wirausaha merupakan seorang pemimpin yang dapat di contoh oleh masyarakat. Sehingga kepribadian dan sikap kepemimpinan pun harus dikuasai oleh seorang wirausaha, agar usaha yang dibangunnya kelak menjadi sukses dan di putus ditengah jalan.

B. Penutup

sebaiknya menurut saya agar masyarakat tertarik untuk berwirausaha, harus sering diadakan seminar-seminar kewirausahaan guna menambah pengetahuan dan membuka pandangan masyarakat khususnya generasi muda mengenai kewirausahaan. Sementara dalam Perguruan Tinggi mata kuliah Kewirausahaan sebaiknya tidak hanya berupa teori saja tetapi para mahasiswanya di ajak untuk praktek atau terjun langsung mengenai wirausaha seperti koperasi mahasiswa ataupun usaha lainnya yang bisa dijangkau dan dikuasai oleh mahasiswa sebagai pembelajaran dilapangan langsung. Sehingga mahasiswa tidak akan jenuh dan hal itu akan menambah katertarikan mahasiswa sebagai generasi muda untuk membuka wirausaha.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H. Buchari Alma. 2008. Kewirausahaan. Jakarta: Alpabeta.

Joe Setyawan. 1994. Strategi Efektif Berwirausaha. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Soewarso Hardjosoedarmo. 2004. Total Quality Management. Yogyakarta: Andi.

www. Google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar