Rabu, 14 Juli 2010

Budaya Dalam Konteks Komunikasi

A. KOMUNIKASI

Memahami komunikasi manusia berarti memahami apa yang terjadi selama komunikasi berlangsung.

A.1. Memahami Dan Mendefinisikan Komunikasi

Hampir semua orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang-orang lainnya, dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia-manusia yang tanpa berkomunikasi akan terisolisasi.

Adapun definisi-definisi yang memungkinkan kita mengidentifikasi delapan unsur khusus komunikasi dalam konteks komunikasi sengaja. Yaitu:

1. Sumber (source): Orang yang mempunyai suatu kebutuhan untuk berkomunikasi. Keinginan sumber untuk berkomunikasi adalah keinginana untuk berbagi internal states dengan orang lain dengan derajat kesengajaan yang berbeda-beda untuk mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku orang lain tersebut. Kita tidak dapat berbagi pikiran dan perasaan tersebut secara langsung. Kita harus menggunakan lambang-lambang untuk menyampaikan perasaan dan pikiran itu.

2. Penyandian (encoding): Suatu kegiatan internal seseorang untuk memilih dan merancang perilaku verbal dan nonverbalnya yang sesuai dengan aturan-aturan tata bahasa dan sintaksis guna menciptakan suatu pesan.

3. Pesan (message): Suatu pesan terdiri dari lambing-lambang verbal dan non-verbal yang mewakili perasaan dan pikiran sumber pada suatu saat dan tempat tertentu.

4. Saluran (channel): Suatu saluran adalah alat fisik yang memindahkan pesan dari sumber dan penerima.

5. Penerima (receiver): Orang yang menerima pesan dan sebagai akibtanya menjadi terhubungkan dengan sumber pesan.

6. Penyandian balik (decoding): Proses internal penerima dan pemberian makna kepada perilaku sumber yang mewakili perasaan dan pikiran sumber.

7. Respon penerima (receiver response): Ini menyangkut apa yang penerima lakukan setelah ia menerima pesan. Komunikasi dianggap berhasil, bila respons penerima mendekati apa yang dikehendaki oleh sumber yang menciptakan pesan.

8. Umpan balik (feedback): Informasi yang tersedia bagi sumber yang memungkinkannya menilai keefektifan komunikasi yang dilakukannya untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian atau perbaikan-perbaikan dalam komunikasi selanjutnya. Meskipun umpan balik dan respons bukan hal yang sama, keduannya jelas sangat berkaitan. Respons adalah apa yang penerima putuskan atau lakukan setelah ia menerima pesan, sedangkan umpan balik adalah informasi tentang keefektifan komunikasi. Keduanya berhubungan.

A.2. Karakteristik Komunikasi

1. Dinamik: Komunikasi adalah sautu aktivitas yang terus berlangsung dan selalu berubah.

2. Interaktif: Komunikasi terjadi antara sumber dan penerima. Ini mengimplikasikan dua orang atau lebih yang membawa latar belakang dan pengalaman unik mereka masing-masing keperistiwa komunikasi. Hal tersebut dapat mempengaruhi interaksi mereka. Interaksi juga menandakan situasi timbal balik yang memungkinkan setiap pihak mempengaruhi pihak lainnya.

3. Irreversible: komunikasi tidak dapat dinalik, dalam arti bahwa sekali kita mengatakan sesuatu dan seseorang telah menerima dan men-decode pesan, kita tidak dapat menarik kembali pesan itu dan sama sekali meniadakan pengaruhnya.

4. Konteks fisisk dan sosial: ketika kita berinteraksi dengan seseorang, interaksi tidaklah terisolais, tetapi ada dalam lingkungan fisik meliputi objek-objek fisik tertentu seperti mebel, gorden, jendela dll, yang dapat mempengaruhi komunikasi. Konteks sosial menentukan hubunagn sosial antara sumber dan penerima. Perbedaan-perbedaan profesi dan sebagainya mempengaruhi proses komunikasi. Dan sering lingkungan fisik turut menentukan konteks sosial.

B. BUDAYA

Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan , pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, waktu, peranana, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok. Budaya menampakkan diri dalam pola-pola bahasa dan dalam bentuk-bentukkegiatan dan perilaku yang berfungsi sebagai model-model bagi tindakan –tindakan penyesuaian diri dan gaya komunikasi yang memungkinkan orang-orang tinggal dalam suatu masyarakat di suatu lingkungan geografis tertentu pada suatu tingkat perkembangan teknis tertentu dan pada suatu saat tertentu. Budaya juga berkenaan dengan sifat-sifat dan objek-objek materi yang memainkan peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Budaya berkesinambunagn dan hadirdi mana-mana; budaya meliputisemua peneguhan perilaku yang diterima selama suatu periode kehidupan. Budaya juga berkenaan dengan bentuk dan struktur fisik serta lingkungan sosial yang mempengaruhi hidup kita. Sebagian besar pengaruh budaya terhadap kehidupan kita tidak kita sadari.

Budaya dan komunikasi tak dapat dipisahkan oleh karena budaya tidak hanya menentukan siapa bicara dengan siapa, tentang apa, dan bagaimana orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan, dan kondisi-kondisinya untuk mengirim, meperhatikan dan menafsirkan pesan. Konsekuensinya, budaya merupakan landasan komunikasi. Bila budaya beraneka ragam, maka beraneka ragam pula praktik-praktik komunikasi.

C. KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

Fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan antara komponen-komponen komunikasi juga berkenaan dengan komunikasi antarbudaya. Namun, apa yang terutama menandai komunikasi antarbudaya adalah bahwa sumber dan penerimanya berasal dari budaya yang berbeda.

Komunikasi antarbudaya terjadi dalam banyak ragam situasi yang berkisar dari interaksi-interaksi antar orang-orang yang berbeda budaya secara ekstrim hingga interaksi-interaksi antara orang-orang yang mempunyai budaya dominan yang sama tetapi mempunyai subkultur atau subkelompok berbeda. Perbedaan sosio-budaya ini dapat ditemukan antara anggota-anggota gereja Katolik dan anggota-anggota gereja Baptis, antara orang-orang Amerika kelas menengah dan orang-orang Amerika perkotaan miskin, antara orang-orang Amerika umumnya dan komunitas homoseksualnya, atau para penganut superioritas lelaki dan para penganut emansipasi wanita. Mereka pada dasarnya memilki bahasa, sekolah, agama dan daerah geografis yang sama, namun memilki budaya yang berbeda. Mereka tidak memiliki pengalaman-pengalaman yang sama dan tidak pula memiliki persepsi yang sama. Gaya hidup mereka mungkin berbeda, dan kepercayaan, nilai-nilai dan sikap-sikap mereka tak semuanya sama. Perbedaan mereka terutama terletak pada aspek-aspek persepsi sosial mereka yang terbatas.

Persepsi sosial adalah proses pemberian makna kepada objek-objek sosial dan peristiwa yang kita temukan di lingkungan kita dan merupakan suatu aspek komunikasi yang sangat penting. Budaya mempengaruhi proses persepsi sedemikian rupa sehingga kita memiliki tatanan-tatanan perseptual yang bergantung pada budaya.

D. BUDAYA DAN KOMUNIKASI

Hubungan antara budaya dan komunikasi penting dipahami untuk memahami komunikasi antarbudaya, oleh karena melalui pengaruh budayalah orang-orang belajar berkomunikasi. Kemiripan budaya dalam persepsi memungkinkan pemberian makna yang mirip pula terhadap suatu objek sosial atau suatu peristiwa. Cara-cara kita berkomunikasi, keadaan-keadaan komunikasi kita, bahasa dan gaya bahasa yang kita gunakan dll. Semua itu terutama merupakan respons terhadap dan fungis budaya kita. Komunikasi itu terikat oleh budaya.

E. MEMBANGUN RELASI DENGAN ORANG YANG BERBEDA BUDAYA

Budaya mempengaruhi komunikasi dalam banyak hal. Budayalah yang menentukan waktu dan jadwal peristiwa-peristiwa antarpesona, tempat-tempat untuk membicarakan topik-topik tertentu, jarak fisik yang memisahkan antara seorang pembicara dengan orang lainnya, nada suara yang sesuai untuk pembicaraan tertentu. Budaya dalam hal ini, melukiskan kadar dan tipe kontak fisik yang dituntut oleh adat kebiasaan, dan intensitas emosi yang menyertainnya. Budaya meliputi hubungan antara apa yang dikatakan dan apa yang dimaksudkan seperti ‘tidak’ maksudnya ‘mungkin’ dan ‘besok’ maksudnya ‘tak pernah’. Budaya juga menentukan apakah suatu kontrak tertentu, harus pertama-tama didiskusikan antara dua orang atau didiskusikan dalam suatu peretemuan sehari penuh yang mengikutsertakan empat atau lima orang dari setiap pihak, dan mungkin dengan bantuan seorang pelayan yang menyuguhkan kopi.

Inilah hal-hal yang penting yang tak boleh diabaikan seorang pengusaha yang ingin berdagang dengan luar negeri, bila ia tak mau menghadapi risiko. Hal-hal tersebut sulit dipahami, karena setiap orang merasa budayanyalah yang benar. Dengan kata lain, anda tidak mengetahui hal tersebut secara tanpa sadar pada masa anda dibesarkan, dan anda merasa begitulah seharusnya menurut budaya anda. Namun demikian, dampak budaya pada komunikasi dapat diamati. Dan seharusnya kita mempelajari dahulu apa saja yang harus kita ketahui sebelum kita bekerja sama dengan orang yang berbeda budaya. Salah satunya yaitu melalui komunikasi. Komunikasi pun terbagi menjadi beberapa bagian yaitu:

1. Setelah bahasa

Kita tidak boleh meremehkan kerusakan yang diakibatkan oleh kekurangmampuan kita dalam berbahasa, seperti kerusakan hubungan dengan relasi-relasi kita di seluruh dunia. Memang, bila kita tidak dapat berbicara bahasa seseorang, sangat sulit bagi kita untuk berkomunikasi dengannya.

Meskipun bahasa dapat dipelajari, toh kesalahan-kesalahan yang diuraikan dapat terjadi. Perbendaharaan kata, tata bahasa dan fasilitas verbal tidaklah memadai. Kecuali bila orang memahami isyarat-isyarat halus yang implisit dalam bahasa, nada suara, gerak-gerik dan ekspresi, ia tidak hanya akan menafsirkan secara salah apa yang dikatakan padanya, ia pun mungkin akan menyinggung perasaan orang lain tanpa mengetahui bagimana atau mengapa hal itu bisa terjadi.

2. Kata

Dalam beberapa budaya lain, kata-kata dan makna kata-kata tersebut tidak mempunyai hubungan langsung. Orang-orang mungkin lebih memperhatikan konteks emosional situasi daripada memperhatikan makna kata-kata tertentu. Ini memungkinkan mereka memberikan jawaban yang sesuai dan menyenangkan atas suatu pertanyaan, karena jawaban yang harfiah dan factual bisa menyinggung perasaan atau mempermalukan. Situasi semacam ini tidaklah asing dalam budaya Amerika.

3. Perasa

Manusia berkomunikasi tidak dalam kata-kata saja. Nada suaranya, ekspresi wajahnya, gerak-geriknya, semua itu mengundang makna yang perlu diperhitungkan. Jadi tidak hanya bahasa yang dapat membingungkan tetapi juga gerak-gerik dari isyarat-isyarat kultural. Anggukan seseorang bisa berarti negative bagi orang lainnya. Setiap budaya memiliki rangkaiannya sendiri yang kaya yang terdiri dari tanda-tanda bermakna, lambing-lambang, gerak-gerik, konotasi emosi, rujukan historis, respons tradisonal dan----juga penting----diam yang mengandung makna.

Contohnya yaitu, Amerika diajari oleh budayanya untuk menekan perasaan-perasaannya. Ia dikondisikan untuk menganggap emosi sebagi hal yang umumnya jelek dan pengendalian diri dengan baik. Semakin penting masalah yang ia hadapi, semakin tenang penampilannya. Berkepala dingin, roman muka keras, pikiran tenang----bukanlah secara kebetulan bahwa para pahlawan dalam film-film Western memperlihatkan ciri-ciri ini. Tetapi di Timur tengah malah sebaliknya. Sejak masa kanak-kanak orang Arab dibolehkan, bahkan didorong, untuk menyatakan perasaannya dengan bebas. Lelaki dewasa boleh menangis, berteriak, memberi isyarat dengan ekspresif, meloncat ke atas dan ke bawah-----dan dikagumi sebagai orang yang tulus. Sementara orang yang tenang dan punya control diri dapat dicurigai-----ia pasti menyembunyikan sesuatu, berusaha untuk menipu. Hal ini boleh jadi merisikan bagi orang Amerika, karena membuatnya malu dan berpikir bahwa tindakan orang Arab tersebut kekanak-kanakan.

F. KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK BUDAYA

Oleh karena budaya memberi identitas kepada sekelompok orang, bagaimana kita dapat mengidentifikasikasi aspek-aspek budaya yang menjadikan sekelompok orang sangat berbeda? Salah satu caranya adalah dengan menelaah kelompok dan aspek-aspeknya.

1. Komunikasi dan Bahasa

System komunikasi, verbal dan nonverbal membedakan suatu kelompok dari kelompok lainnya. Terdapat banyak “bahasa asing” di dunia. Sejumlah bangsa memiliki lima belas atau lebih bahasa utama.

2. Pakaian dan Penampilan

Ini meliputi pakaian dan dandanan (perhiasan) luar, juga dekorasi tubuh yang cenderung berbeda secara kulturalcontohnya, kimono Jepang, ikat kepala indian Amerika.

3. Makanan dan Kebiasaan Makan

Cara memilih, menyiapkan, menyajikan dan memakan makanan sering berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Orang-orang Amerika menyenangi daging sapi, tapi daging sapi terlarang oleh orang-orang Hindu, sedangkan makanan terlarang bagi orang-orang Islam dan Yahudi adalah daging babi, tapi daging babi dimakan oleh orang Cina dll. Cara makan juga berbeda. Ada orang yang menggunakan dengan tangan saja, ada juga dengan sumpit atau seperangkat alat makan yang lengkap.

4. Waktu dan Kesadaran Akan Waktu

Kesadaran waktu berbeda antara budaya yang satu dengan budaya lainnya. Sebagian orang tepat waktu dan sebagian lainnya merelatifkan waktu. Umumnya orang Jerman tepat waktu, sedangkan orang Amerika Latin lebih santai. Dalam beberapa budaya kesegeraan ditentukan oleh usia atau status. Musim-musim sepanjang tahun juga beraneka ragam secara kultural. Musim dingin, musim semi, musim panas, dan musim gugur. Namun beberapa di wilayah lain ada yang menandai musim-musim sepanjang tahun dengan sebutan musim hujan dan musim kemarau.

5. Penghargaan dan Pengakuan

Suatu cara lain untuk mengamati budaya adalah dengan memperhatikan cara dan metode memberikan pujian bagi perbuatan-perbuatan baik dan berani, dll. Semuanya berbeda tergantung dari kultur dan subkulturnya masing-masing.

6. Hubungan-hubungan

Budaya juga mengatur hubungan-hubungan manusia dan hubungan-hubungan organisasi berdasarkan usia, jenis kelamin, status, kekeluargaan, kekayaan, kekuasaan, dan kebijaksanaan. Dibeberapa negeri hubungan pernikahan yang lazim adlah monogamy, sedangkan di negeri-negeri lain mungkin poligami atau poliandri. Hubungan antara orang-orang berbeda antara budaya yang satu dengan budaya lainnya. Dalam beberapa budaya orang-orang tua sangat dihormati, sedangkan dalam budaya-budaya lain mereka diabaikan.

7. Nilai dan Norma

Amerika adalah suatu negeri yang berada di pertengahan revolusi nilai. Di sini orang-orang sangat mendambakan nilai-nilai yang lebih tinggi, seperti kualitas kehidupan, prestasi diri dan makna dalam pengalaman. Berdasarkan system nilainya itu, suatu budaya menetapkan norma-norma perilaku bagi masyarakat yang bersangkutan. Aturan-aturan keanggotaan ini bisa berkenaan dengan berbagai hal, mulai dari etika kerja atau kesenangan.

8. Rasa Diri dan Ruang

Kenyamanan yang orang miliki dengan dirinya dapat diekspresikan secara berbeda oleh budaya. Identitas diri dan penghargaan dapat diwujudkan dengan sikap yang sederhana dalam suatu budaya, sementara dalam budaya lain ditunjukan dengan perilaku yang agresif. Dalam budaya-budaya tertentu rasa kebebasan dan kreativitas dibalas oleh kerjasama dan konformitas kelompok. Beberapa budaya lain sangat terstruktur dan formal, sementara budaya-budaya lain lebih lentur dan informal. Beberapa budaya sangat tertutup dan menentukan tempat seseorang secara persis, sementara budaya-budaya lain terbuka dan berubah. Setiap budaya mengesahkan diri dengan suatu cara yang unik.

9. Proses Mental dan Belajar

Beberapa budaya menekankan aspek pengembangan otak ketimbang aspek lainnya sehingga orang dapat mengamati perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam cara orang-orang berpikir dan belajar. Yang tampak universal adalah bahwa setiap budaya mewujudkan proses tersebut dengan cara yang berbeda.

10. Kepercayaan dan Sikap

Orang-orang dalam semua budaya tampaknya mempunyai perhatian terhadap hal-hal supernatural yang jelas dalam agama-agama dan praktik-praktik agama mereka. Budaya-bidaya primitive misalnya, mempunyai kepercayaan pada makhluk-makhluk spiritual yang kita sebut ‘animisme’. Budaya barat sangat dipengaruhi oleh tradisi-tradisi Yahudi-Kristen-Islam, sementara budaya-budaya Timur dipengaruhi oleh Budhisme, Konfusianisme, Taoisme dan Hinduisme. Agama dalam batas-batas tertentu, mengekspresikan filsafat sekelompok orang tentang faset-faset penting kehidupan. Agama dipengaruhi oleh budaya dan budaya pun dipengaruhi oleh agama. System kepercayaan agama sekelompok orang agak bergantung pada tingkat perkembangan kemanusiaan mereka.

Kesepuluh klasifikasi umum yang diuraikan di atas merupakan suatu model yang sederhana untuk menilai suatu budaya tertentu. Model ini adalah suatu paradigma atau tatanan mental untuk mengevaluasi karakteristik-karakteristik utama budaya. Ia tidak meliputi setiap aspek budaya, bukan pula merupakan satu-satunya cara untuk menganalisis budaya. Pendekatan ini memungkinkan para manajer untuk menyelidiki sekelompok orang secara sistematis. Pembagian budaya ke dalam sepuluh kategori tersebut adalah suatu permulaan yang menyenangkan bagi pemahaman budaya yang dapat digunakan ketika orang bepergian keliling dunia dan mengunjungi budaya-budaya yang berbeda, orang yang ingin mempunyai banyak relasi dengan orang-orang yang ada di dunia dengan berbeda-beda budaya, atau model ini dapat digunakan untuk mempelajari subkultur-subkultur dalam suatu kultur nasional yang dominan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar